![]() |
Suasana Pembukaan Latihan Dasar Kebencanaan PWNA Jawa Timur, Unmuh Jember (13/9/2025) |
nasyiahjatim.or.id—Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur kembali meneguhkan komitmennya untuk membangun kader perempuan yang berdaya dan siap menghadapi tantangan zaman. Melalui agenda Latihan Dasar Kebencanaan (LDK) bertema “Perempuan Tangguh Siap untuk Selamat”, PWNA Jawa Timur mengajak generasi muda perempuan untuk memperkuat kapasitas diri dalam menghadapi situasi darurat dan bencana.
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu–Ahad, (13–14/9/2025), bertempat di Universitas Muhammadiyah Jember.
Suasana pembukaan yang digelar di Lapangan Unmuh Jember pada Sabtu sore (13/9) terasa khidmat sekaligus penuh semangat. Sejumlah tokoh penting hadir, di antaranya Ketua PWNA Jawa Timur Desi Ratna Sari, S.H., Rektor Universitas Muhammadiyah Jember Dr. Hanafi, M.Pd., Bupati Jember M. Fawait, S.E., M.Sc., serta Sekretaris PWM Jawa Timur Prof. Dr. Biyanto, M.Ag..
Kehadiran mereka menegaskan bahwa isu kebencanaan adalah tanggung jawab bersama, lintas lembaga, dan memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan muda.
LDK kali ini menghadirkan jajaran pemateri yang mumpuni dan berasal dari berbagai bidang.
LDK kali ini menghadirkan jajaran pemateri yang mumpuni dan berasal dari berbagai bidang.
Dari kalangan praktisi kebencanaan, hadir Muhammad Habibi, S.Tr.I.P. dan Firmansyah Aldi Pratama, S.Si., keduanya analis kebencanaan BPBD Jawa Timur yang memaparkan tentang panorama serta potensi bencana di wilayah Jawa Timur.
Sementara itu, Dr. Afan Alfian, S.I.P., M.I.Kom., Divisi Rehabilitasi dan Rekonstruksi MLHPB PWM Jawa Timur, memperkenalkan konsep One Muhammadiyah One Response (OMOR) sebagai bentuk kesiapsiagaan kolektif Muhammadiyah dalam menghadapi bencana.
Dari sisi teknis tanggap darurat, Imam Fitrianto Fatkhur Rohman, S.Kep., Ns., akan menyampaikan materi Tabletop Exercise (TTX), sebuah metode simulasi untuk melatih kesiapan menghadapi situasi krisis.
Aspek psikologis juga tak luput dari perhatian, sebab Nata Hendriati, S.Psi., M.Psi. Psikolog, mengajarkan pentingnya Psychological First Aid (PFA) sebagai langkah awal penanganan trauma.
Sementara itu, Dr. Dian Berkah, M.H.I., Sekretaris Majelis Tarjih PWM Jawa Timur, akan mengulas kebencanaan dari perspektif fikih, menekankan bahwa kesiapsiagaan juga memiliki dimensi spiritual dan hukum Islam.
Menutup rangkaian pemateri, Rindya Fery Indrawan, S.Pi., M.P., Divisi Mitigasi dan Kesiapsiagaan MLHPB PWM Jawa Timur, akan menyampaikan teknik manajemen poskor agar koordinasi lapangan saat bencana bisa berjalan efektif.
Melalui rangkaian materi yang komprehensif ini, peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teknis kebencanaan, tetapi juga kesiapan mental, spiritual, serta keterampilan manajerial.
Ketua PWNA Jawa Timur, Desi Ratna Sari, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam penanggulangan bencana. “Kami ingin membentuk kader yang tangguh, siap selamat, dan mampu menyelamatkan. Perempuan harus menjadi bagian penting dalam sistem kebencanaan, bukan sekadar korban yang dilindungi,” ujarnya.
Latihan Dasar Kebencanaan ini bukan sekadar forum belajar, melainkan ruang aktualisasi diri bagi kader muda Nasyiatul Aisyiyah untuk mengasah kepekaan sosial, membangun jejaring lintas sektor, dan mempertegas peran strategis perempuan dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, PWNA Jawa Timur berharap lahir generasi perempuan yang tak hanya sigap menghadapi bencana, tetapi juga mampu menjadi pelopor dalam menebarkan semangat kesiapsiagaan di lingkungannya.
Hervina Emzulia