Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan


Kondisi perekonomian yang tidak menentu, harga-harga bahan pokok yang semakin hari semakin melonjak, tidak sedikit menuntut peran ganda wanita dalam menopang ekonomi keluarga secara khusus dan memajukan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Meskipun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023 mencatat bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mencapai 54,4%, sedangkan laki-laki sudah mencapai 83,98%. Data ini memotret angka partisipasi kerja di sektor lapangan kerja formal.

Sementara data lain menunjukkan bahwa ada sekitar 64 juta usaha mikro di Indonesia dan lebih dari 50% atau 60% dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Artinya, perempuan adalah menjadi salah satu penopang ekonomi nasional.

Untuk itulah, Nasyiatul Aisyiyah melalui Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan memiliki concern pada isu-isu pemberdayaan ekonomi sekaligus menjadi wadah untuk para perempuan muda produktif dalam menyalurkan minat bakat kewirausahaan guna turut andil pembangunan ekonomi.

Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan tersebut dimaksudkan bahwa melalui sektor ekonomi dan kewirausahaan mampu menjadi media untuk mendorong perempuan dalam mewujudkan cita-cita kesetaraan gender, khususnya melalui kemandirian ekonomi.

Selain itu, melalui kiprah aktif dalam ekonomi dan kewirausahaan, perempuan mampu berkontribusi menurunkan tingkat kemiskinan, memberikan peningkatan penghasilan, meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia serta menyiapkan komunitas perempuan menjadi komunitas yang ramah terhadap lingkungan sekitar.

Sebagaimana Peta Jalan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur Periode 2022-2026 adalah Menggiatkan gerakan dakwah dan advokasi yang responsif terhadap keadilan sosial melalui kristalisasi nilai profetik serta pembentukan karakter kader kritis dan berwawasan global. Diturunkankan dalam Visi Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur yakni Menjadi Gerakan Perempuan muda yang Progresif, Inklusif, dan Berkemajuan untuk Menguatkan Peradaban.

Dengan tiga misi utama yakni Progresif, Inklusif, dan Berkemajuan dalam segala lini gerakan. Maka, secara khusus, Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan menerjemahkannya sebagai berikut:

Progresif: perempuan mandiri dan berdikari dalam ekonomi untuk KMTNA; inovasi dalam ekonomi dan teknologi.

Inklusif: memberi akses ekonomi untuk semua golongan.

Berkemajuan: pemberdayaan ekonomi perempuan dengan tagline Progresif (profetik, gesit, responsif, inklusif, dan kolaboratif).

Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan merumuskan kontekstualisasinya sebagai berikut:
Profetik (Kenabian): memiliki dan mengimplementasikan niliai-nilai kenabian dalam proses penguatan dan pengembangan ekonomi kewirausahaan untuk kemandirian perempuan.

Gesit: cakap dan cekatan dalam menangkap peluang usaha dan adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan global.

Responsif: peka dan tanggap dalam persoalan ekonomi sosial perempuan dan anak.

Inklusif: berdaya terbuka dan memberikan peluang yang sama untuk semua pihak dalam akses ekonomi kewirausahaan untuk kemandirian ekonomi perempuan.

Kolaboratif: berjejaring, bermitra, dan bergerak bersama pihak-pihak terkait dalam upaya penyelesaian akar persoalan ekonomi perempuan.

Melalui isu aktual kami: penguatan dan pengembangan kemandirian ekonomi perempuan. Mengingat bahwa problem sosial-ekonomi perempuan, anak dan kelompok rentan lainnya di Jawa Timur yang semakin kompleks. Kami melakukan kampanye digital #MenguatkanKemandirianPerempuan.

Selama satu periode ke depan, secara garis besar Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan mencanangkan 2 program utama, meliputi:
  1. Peningkatan kuantitas dan kualitas BUANA; tata kelola (penguatan) dan pengembangan.
  2. Peningkatan kuantitas dan kualitas kader bidang ekonomi: Gerakan Satu Daerah Sepuluh PUNA.
Dengan ragam kegiatan sebagai berikut:
  • Pelatihan good governance BUANA, Gerakan Satu Daerah Satu BUANA (SaDaSuNA): pelatihan studi kelayakan usaha dan pembibitan BUANA, pendampingan BUANA binaan, workshop akuntansi keuangan BUANA.
  • Pelatihan kewirausahaan (akuntansi bisnis, kelayakan usaha, dll.), lokakarya bussiness plan dan pemasaran APUNA, EconomicTalk, platform pasar dan edukasi kewirausahaan digital: smart womenpreneur NAJA, pemberdayaan ekonomi PMI perempuan Jawa Timur, pemberdayaan ekonomi perempuan disabilitas.