Nasyiah Memiliki Peran Strategis sebagai Pembawa Misi Perdamaian

Ninin Karlina (kiri) pada Syiar Ramadan PWNA Jawa Timur (29/3)

nasyiahjatim.or.id
—Perempuan sebagai aktor perdamaian. Demikian motivasi oleh Ninin Karlina, Koordinator  dalam Syiar Ramadhan 1445 H Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Jumat (29/3). 
Kegiatan ini berlangsung di Aula Mas Mansur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

Ayunda Ninin menyampaikan beberapa landasan bahwa, “Sesuatu yang sulit akan ada kemudahan dan terurai oleh benang kusut agar kita dapat menjadi aktor perdamaian.”

Maqoshidu syari’ah sebagai pergerakan seperti; hifdzu nafs (perlindungan kepentingan manusia), hifdzu din (perlindungan keberagaman), hifdzu ‘akl (perlindungan akal), hifdzu nasab (perlindungan keturunan), dan hifdzu maal (perlindungan harta kekayaan),” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa perempuan dapat menjadi aspek gender, apalagi di dalam Nasyiatul Aisyiyah. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki dua semangat kembar, yaitu sebagai hamba dan pemimpin di muka bumi (‘abdun dan kholifah fil ardh).
 
“Hambatan menuju perdamaian salah satunya melalui media sosial, dan pandangan terhadap perempuan selalu rendah,” terangnya.

Perbedaan apapun tidak membuat kita terpecah belah. “Perdamaian tertinggi yaitu bisa mengakui kesalahan dan berani meminta maaf. Dimulai dari diri kita sendiri kalau kita belum selesai dengan diri kita bagaimana bisa kita menyelesaikan konflik di masyarakat,” ungkapnya.

Pandangan masyarakat terhadap sesama muslim, jangan pernah menduakan Muhammadiyah. Orang yang mengatakan 'perdamaian dan toleransi hanya untuk orang yang lemah' itu hanya untuk orang yang tidak bisa menerima perbedaan. Oleh karena itu, konflik yang terjadi selalu dimulai dari diri kita sendiri. Dan kita selalu men-share hal-hal baik agar dapat merangkul untuk semuanya.”

Sebagai penutup, Ayunda Ninin memberikan quotes di akhir sesi, “Damai itu diciptakan bukan dinantikan. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau tidak sekarang, mau kapan lagi?” 
Ketika kita mau baik tidak perlu menghina orang lain. Kita berdakwah itu ramah bukan marah.

Elfrincessa