Nasyiah Jatim - Dalam membaca perubahan zaman, tentunya dalam hal berdakwah juga mengalami
perubahan. Dakwah yang dahulu di lakukan dalam mimbar-mimbar dakwah, saat ini
dapat dilakukan dimana saja. Selain itu, dalam berdakwah di harapkan memahami
fiqih tidak hanya menggunakan pendekatan burhani namun juga menggunakan
pendekatan Burhani dan pendekatan irfani. Kurang lebih ada dua hal itulah yang
melatarbelakangi pelatihan Dakwah Bil Medsos yang disampaikan oleh ketua
pelaksana Fazzat Azizah.
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur
melaksanakan Pelatihan Dakwah Bil Medsos dengan tema besar “Dari Dakwah Kekinian
untuk Fiqih Wanita Berkemajuan”. Pelatihan ini dilakukan secara daring melalui
Zoom meeting dan dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 12-13 Februari 2022.
Acara ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dra. Rukmini Amar wakil ketua PWA
Jawa Timur dan Yudistira seorang Content Creator. Peserta yang mengikuti acara
pelatihan ini lebih dari 100 Peserta yang terbagi dalam 6 kelompok yang
masing-masing didampingi Fasilitator untuk dapat mengerjakan tugas selama
pelatihan.
Aini Syukria selaku Ketua PWNA Jawa Timur dalam sambutan membuka juga
menyampaikan bahwa tema besar yang diangkat adalah dakwah kekinian untuk fiqih
wanita berkemajuan. Dimana fiqih adalah hukum yang akan meluas yang meliputi
bagaimana kita Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Tentunya, Fiqih juga akan
berkembang, namun beberapa ada yang tidak dapat dirubah. Fiqih salah satu dasar
dalam berdakwah, sementara dakwah adalah sumber Pustaka dalam kehidupan.
Karenanya penting bagi wanita nasyiah untuk paham akan fiqih.
Kajian Islam juga
sangatlah luas yang dapat di terapkan dalam beberapa bidang seperti bidang
Pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Serta yang paling utama adalah kebermanfaatan
dakwah, bermanfaat untuk diri sendiri, untuk umat dan masyarakat, karena
sebaik-baik manusia adalah dia yang bermanfaat untuk sesama.
Memasuki acara
inti, pada sesi pertama di sampaikan oleh Dra. Rukmini Amar. Di awal
penyampaiannya beliau menyinggung tentang makna “albirru manittaqo”. Albiru
memiliki makna baik secara totalitas, yaitu antara hubungan individu dengan
Tuhannya, hubungan individu dengan sesama manusia , serta individu dengan alam
sekitar. Sementara Manitaqo memiliki arti kebajikan bagi orang yang bertaqwa.
Berarti albirru manittaqo secara umum memiliki tugas kebaikan secara totalitas,
dengan keimanan yang terus menerus dilakukan menjadi sebuah keikhlasan. Selain
itu, beliau menambahkan Al birru manitaqo merupakan sebuah rujukan dalam membuat
kegiatan.
Warga Nasyiah haruslah bersih karena sebagai perwujudan totalitas
menjaga hubungan individu dengan yang ada di sekitarnya. Sehingga dalam
penyampaiannya beliau memberikan materi yang minimal harus diketahui oleh warga
Nasyiah, yaitu dengan tema besar Fiqih Reproduksi Wanita Bab Thaharah (Hadas &
Najis).
Penyampaian materi sesi kedua oleh Yudistira seorang Content Creator.
Dalam penyampaiannya, beliau lebih memaparkan teknis membuat konten dan aplikasi
apa yang biasa di gunakan. Diawali dengan menyampaikan bahwa dalam membuat
konten ternyata tidak harus satu konten untuk satu penayangan namun dalam
membuat konten prosesnya dapat di daur ulang, artinya satu konten dapat di
unggah ke beberapa platform yang diinginkan asal tidak menghilangkan pesan yang
ingin di sampaikan.
Dalam penyampaiannya, para peserta diberikan penjelasan
tentang langkah-langkah dalam membuat konten, seperti proses produksi dengan
mempersiapkan konsep atau skrip dan mempersiapkan alat, dilanjutkan dengan
proses produksi yang perlu diperhatikan adalah tempat pengambilan gambar agar
bisa bagus, dan terakhir adalah post produksi yaitu editing dan finishing
sebelum di unggah.
Dan di akhir penyampaiannya, Yudistira mendemonstrasikan
serta memperkenalkan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi Capcut untuk editing
video.
Para peserta sangat antusias dengan penyampaian oleh kedua pemateri, sesi
tanya jawab juga interaktif karena peserta dapat diberikan kesempatan untuk
bertanya langung maupun chat dikolom komentar. Seperti salah satu penanya saat
sesi Yudistira, peserta menanyakan tips agar konsisten unggah konten. Dan dalam
jawabannya ia memberikan saran agar membuat Time Schedule dalam membuat konten
agar dapat bisa kontinu.
Kontributor: Sindi Nur Diansyah
Editor: Ridia Septiria